Contoh Buku Induk Barang Inventaris Lengkap dengan Petunjuk Pengisiannya
Investarisasi barang dalam tata usaha perlengkapan kantor
merupakan salah satu hal yang penting. kegiatan ini merupakan salah satu usaha
untuk memperoleh data yang diperlukan terkait barang -barang yang dimiliki dan
diurus, untuk diadministrasikan sebagaimana mestinya menurut ketentuan dan cara
yang sudah ditentukan.
Kegiatan inventarisasi barang ini dapat dilakukan dengan
menggunakan buku induk barang inventaris, buku golongan barang inventaris dan
buku catatan barang non inventaris. Kali ini, yang akan kita bahas lebih lanjut
adalah buku induk barang inventaris.
Buku induk barang inventaris ini akan disampaikan secara
lengkap dengan pengertiannya, cara membuat atau contohnya serta petunjuk
pengisian buku induk barang inventaris secara terperinci. Dengan demikian, kita
bisa lebih mudah dalam memahaminya.
Contoh Buku Induk Barang Inventaris
Petunjuk Pengisian :
Lajur 1
Diisi dengan nomor menurut urutan pembukuan barang
inventaris ke dalam buku induk barang inventaris dan sesuai dengan bukti
penyerahan barang.
Lajur 2
Diisi sesuai dengan tanggal pencatatan barang ke dalam Buku
Induk Barang Inventaris
Lajur 3
Diisi sesuai dengan tabel klasifikasi kode barang
inventaris.
Lajur 4
Diisi sesuai denagn istilah Indonesia yang sudah dibakukan
atau umum.
Lajur 5
Disii sesuai dengan merk, nomor, tipe, ukuran dan keterangan
sejenis yang dapat memperjelas ciri khusus dari barang yang dibukukan.
Lajur 6
Diisi dengan jumlah barang inventaris yang dibukukan, dalam
pembukaan ini harus pula diperhatikan barang yang jumlahnya lebih daru satu
satuan, terutama untuk :
- barang yang memiliki ciri khusus (nomor, tipe), maka
pembukuan ini harus diperhatikan jumlahnya dan ditulis dalam lajur 6. Sertakan
juga ciri khusus masing -masing satuan sesuai yang terlihat di lajur 5.
- barang yang benar -benar sama cirinya (contoh, kursi
biasa), maka di lajur 6 cukup ditulis jumlah keseluruhannya saja.
Lajur 7
Diisi sesuai dengan sebutan yang berlaku. Contohnya, bh, bt,
stel, lembar, pasang, m, m2, m3, kg, l, dan sebagainya.
Lajur 8
Diisi dengan tahun pembuatan barang inventaris yang
dibukukan. Contohnya seperti dari pabrik dan sebagainya.
Lajur 9
Disebutkan sumber peroleh barang. Contohnya anggaran ruti/
pelita, bantuan, hibah, buatan sendirii dan lain sebagainya.
Lajur 10
Disebutkan satu persatu kelengkapan dokumen yang dimiliki.
Contohnya sertifikat tanah, izin bangunan, akta jual beli, kontrak pemborongan,
berita acara serah terima, faktur dan lainnya serta tanggal penyerahan atau
perolehan barang.
Lajur 11
Diisi sesuai dengan keadaan barang pada waktu diterima.
Contohnya, “baik”, “rusak (Masih bisa diperbaiki)”, “Rusak sama sekali”, dan
lainnya.
Lajur 12
Diisi sesuai dengann harga faktur atau bukti pemnyerahan
barang. Untuk barang -barang bantuan atau sumbangan yang tidak diberikan harga,
maka bisa disii menurut harga taksiran pada waktu penerimaan barang.
Khusus untuk harga tanah, taksiran didasarkan pada penetapan
harga pemerintah (Agraria) setempat. Sedangkan untuk bangunan didasarkan pada
penetapan PU setempat.
Lajur 13
Diisi sesuai dengan keterangan tambahan yang dianggap perlu
untuk disampaikan.